Halaman

Senin, 11 Januari 2016

Tigapagi - Roekamana's Repertoire

(Ia di undang Tuhan)

Pagi ini langit kembali ia lukis putih-biru menyala, cocok sekali untuk semisal bersemangat mengejar dosen pembimbing atau sekedar mencari referensi bacaan di perpus fakultas. Namun, seseorang harus mencari kepingan-kepingan semangat yang mulai tercecer dan berserakan di ruangan kamar kostnya untuk dapat sesemangat itu. Dengan file yang ia terima dari seorang teman semalam, ia masih merenungi sosok Roekmana’s Repertoire disisa kantuk. “Ah terkutuk lah engkau yang sudah mengenalkanku pada roekmana, bagaimana aku tak jatuh cinta?” Katanya.

Sekitar 4tahun kebelakang ia memang mulai terlibat perasaan yang cukup serius dengan karya dari (band indie) Efek Rumah Kaca. Singkatnya, ia terkecoh oleh suara cholil (vocalis erk) di lagu pasir yang ternyata berada di album perdana milik Tigapagi bertajug Roekamana’s repertoire. Terjebaknya ia di lagu ke 9 ini menyisakan penasaran atas lagu lain di album tersebut. Lalu seperti yang ia katakan “ Bagaimana aku tak jatuh cinta?” lagi lagi, katanya.

Kekagumannya bertambah ketika bertemu dengan wujud fisik sang Roekmana seminggu setelahnya. Bungkusan merah padam itu memiliki jendela yang mengarah pada sebuah ruangan dengan lampu tidur yang menyala, tepat disebelah kanannya terdapat sebuah patung, dan lukisan di sebelah kirinya. Ketika dibuka, ia menemukan amplop putih, selembar kertas kemuning, CD yang terbalut plastik transparan, dan semacam booklet. Lalu ia tersenyum.


Ia mulai memutar track yang tunggal berdurasi satu jam lebih lima menit, mengerutkan dahi, tersenyum lagi, menghela, menerka, mengira-ngira, sampai ia temui suara Aji Gergaji di penghujung durasi. Roekmana terasa begitu syahdu di iringi petikan gitar yang serupa kecapi,

Ia mengulangnya berkali-kali, kesemuanya menarik perhatian meski sejauh ini vertebrate song (The maslow) membuat ia tertarik untuk perhatian. masih Ini bukan tentang resensi, riwayat bahkan hikayat sang Roekmana. Sesederhana pagi yang akan pergi dan berganti, ia diundang Tuhan untuk mengagumi. 
Benar-benar tentang pepatah tak kenal maka tak cinta itu nyata. Sekitar setahun yang lalu, ia sudah memegang tiket pekan seni yang dimana Tigapagi menjadi salah satu pengisi diacara tersebut. Karna beberapa kendala kecil sebenarnya, ia tak jadi berangkat. Jika saja saat itu ia telah mengenal Roekmana, tidak mungkin ia sanggup tak menghadiri acara tersebut. Telah terlambat hampir sekitar 2 tahun untuk bisa berjodoh dengan sang Roekmana, lantas tak terlambatkan? jika ia ingin menjadi penikmat karya Tuhan yang menjelma dalam ia(2) ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar